“Kau terlalu ambisius Landga..lihatlah siapa yang
‘diatas angin’ ? hahhha “, ucap Syura. Suasana saat itu menjadi semakin
mencekam. Semua orang disana hanya melihat kearah mereka berdua yang hendak
mengadu kemampuannya. “ Aku pesimis Landga bisa menang ” kata Vega, “Bukankah Landga
orang yang hebat? Ha? Hahahaha” balas Yuzza. Komandan Vega hanya bisa
menggelengkan kepalanya sembari melihat kearah Landga dan Syura.
“Fatal Blow” ucap Syura cepat. Kedua
tangan Syura diselimuti kabut berwarna merah yang seolah mengisyaratkan
pertempuran kedua orang tersebut telah dimulai. Dengan gerakan yang sangat
cepat ia telah sampai tepat dihadapan Landga dan bersiap memukulnya dengan
kekuatan penuh. Dentuman keras yang disertai ledakan energy terdengar hingga
barisan kapal reinforcement. “ Ternyata sudah dimulai”, ungkap Rekia.
Terlihat Landga terpental jauh
karena menangkis serangan tersebut. “ Luar biasa..tak kusangka sampai sekuat
ini “ Kata Landga terengah-engah. Tiba-tiba dari belakang pukulan keras tangan
kiri Syura tepat menghantam punggung Landga. Ia kembali terpental dengan asap
mengepul ditubuhnya. “Akan ku akhiri ini secepatnya Landga” , Kata Syura yakin.
“Tak semudah itu, Blaze
pearl” teriak Landga
cepat. Sontak 10 m diatas kepala Syura muncul lingkaran sihir yang kemudian
terbuka disusul oleh hujan api dalam area tersebut. Suara gemuruh api yang berjatuhan menambah getirnya
suasana saat itu. “Hanya itu kah yang kau bisa Landga? Hahahaaa......” . Seolah
tak berarti serangan yang baru saja dilancarkan oleh Landga kepada Syura,
meskipun mengenainya dengan telak, serangan itu tidak memberikan luka yang
cukup berpengaruh, termasuk kepulan asap yang membumbung tinggi itu.
Nafas
yang terengah-engah ditunjukan oleh Landga sesaat setelah ia menghindari efek
mantra yang diucapkan oleh Syura untuknya, semakin lama semakin terlihat
timpang saja pertarungan ini. “Apakah kita hanya melihat saja Abel? “ kata
Vega. “Ini adalah pertarungannya, lebih baik biar saja dia melakukannya
sendiri, ketika nanti dirasa tidak mampu lagi barulah kita membantunya” balas
Abel. “Tidakkah ia sudah terlihat ‘habis’ ? ia tidak akan bertahan lebih lama
lagi” sahut Xaver. “Haha tentu saja tidak, lihat saja ia akan mampu membalikan
keadaan.....aku percaya itu...” kata Abel yakin.
Sang
naga pun mulai meraung-raung kembali. Satu kepala yang tadi telah terpotong
tumbuh kembali dan mengejutkan para prajurit yang ada disana. “Hahaha kali ini
aku tidak akan main-main lagi....akan kutunjukan padamu kekuatan apa yang telah
kuperoleh” ucap Syura. “Baiklah akan kulihat” balas Landga. Terlihat Syura
sedang memberikan perintah kepada Hydra, beberapa saat kemudian naga itu
menyelam kekedalaman lautan. “Sepertinya ia menyuruh Hydra untuk menyerang dari
bawah, tempat dimana aku tidak dapat menjangkaunya” ucap Landga dalam hati
sembari menghindar dari serangan Syura.
Pukulan demi pukulan ia lancarkan kepada Landga, beberapa kali pula
Landga melakukan serangan balasan. “Ziegler, aku mengandalkanmu , ‘spainloth’ “, tiba-tiba ziegler diselimuti
aura berwarna ungu pekat, kemudian mulai bergerak tanpa sentuhan dan terbang
melayang menuju Syura dan hendak menyerangnya. “ohh ternyata jurus ini... aku
pernah melihatnya,bukankah pedang itu milik Sentiros Landga? Hahhahahaaa.....”
ucap Syura. Landga pun berlari menyerong dan segera melancarkan serangan. Bola
air berdiameter 10 kaki melayang-layang diudara. “ice bolt” teriak Landga. Dari
dalam bola air tersebut mulai mengeluarkan tembakan-tembakan air kecil yang
kemudian membeku dan tajam tepat menuju arah Syura. “Hahaha ini jurus tingkat
rendah yang selalu diajarkan diperguruan dahulu hahhaha.... ‘Ice wall’ “ucap
Syura diikuti oleh munculnya dinding es besar menutupinya. “Ziegler ini
saatnya” kata Landga cepat. Pedang ziegler pun mengarahkan tebasan pada suatu
benda yang berada dipinggang Syura. “aaaahhhhh sial...nyaris saja” kata Landga.
Terlihat ekspresi Syura mengisyaratkan bahwa ia telah memahami apa yang
sebenarnya diincar oleh Landga, Syura pun terus memandang Landga sembari
menghindari tebasan-tebasan ziegler. Hingga suatu ketika ia memandang Landga
sambil tersenyum kearahnya. “aahhhh jangan-jangan ????” gumam Landga sambil
melihat kearah bawah. Sebuah sinar berkilauan memancar dari kedalaman lautan
hendak menyembul keatas, sebuah sinar yang sama persis seperti yang dikeluarkan
oleh Hydra beberapa jam yang lalu. “GAWAT, sudah terlalu dekat “ ucap Landga
dalam hati. “Massive Protection” kemudian terdengar suara jeritan
didalamnya.
Suara
hembusan energy yang menjulang tinggi keangkasa masih jelas terdengar ditelinga
para komandan yang melihat dari kejauhan, riuk-riuk gelombang air yang menerpa
dikaki para prajurit menyadarkan mereka dari lamunan. “Habis sudah komandan
Landga” kata tersebut terucap dari mulut salah seorang prajurit yang tersisa.
“Pedang
ini belum berhenti juga, itu berarti ia masih hidup, lumayan juga dia...cih.. ”
kata Syura. Sesaat setelah semburan energy itu berhenti, terlihat Landga
terhempas jauh keudara dengan buju zirah yang hancur menjadi puing
disekelilingnya. Kemudian keheningan terjadi beberapa saat hingga akhirnya
sebuah suara yang ditunggu-tunggu oleh para komandan pun terdengar. “Untung
saja masih sempat...hahaha” gumam Landga. “Dasar bocah ingusan...matilah kau
‘Fatal Blow’ “ ucap Syura geram. Dengan sebuah gerakan menghindar ia
mengalihkan pukulan tersebut kepermukaan laut, sebuah mantra yang sangat
sederhana, ia gunakan ditengah serangan yang dapat membunuhnya kapan saja.
“Freeze” ucap Landga lirih. Es yang berasal dari air laut itu pun berhasil
membekukan tangan kiri Syura yang
mungkin hanya akan bertahan selama satu detik saja. “Ziegler !! Shining cut !!”
. Sebuah tebasan yang berkilau menyambar lengan kiri Syura. Sebuah Teriakan
mengumandang ditengah lautan itu. “Bajingan kau Landga..ini belum berakhir”
umpat Syura. Landga pun terkejut akan efek jurus Fatal Blow yang masih aktif
disatu tangan terakhir milik Syura. Dengan penuh amarah yang tumpah, Syura
mendaraskan pukulan andalannya itu ketubuh Landga, ia berusaha sekuat tenaga
menahan pukulan tingkat 8 itu. Alhasil tubuh Landga pun terpental jauh membelah
lautan dengan asap mengepul disekujur tubuhnya, namun semuanya belum berakhir,
baik itu untuk Landga maupun Syura.
“Landga!!
sudah kubilang ini belum berakhir, laut inilah yang akan menjadi kuburanmu!!”
ungkap Syura emosi sembari mengambil tongkat bermata biru itu dari pinggangnya dengan tangan yang tersisa. “Ziegler kembali”
kata Landga. Dengan kedua tangan memegang ziegler mantab ia berdiri sembari
memposisikan pedang tersebut berada didepan antara kedua kakinya. Terlihat mata yang masih optimis dengan apa
yang akan dilihatnya, meskipun ia tahu apa yang akan dihadapinya beberapa saat
lagi. Dengan sebuah mantra ia gantungkan seluruh pengharapannya. “ Magnum Burst
” ucap Landga sembari memukul ziegler tepat dipangkal pedang dengan seluruh
kekuatannya yang tersisa, begitu pula dengan energi dari lautan dalam yang
menyembul menuju permukaan tepat dibawah Landga. Dengan kecepatan tinggi
ziegler menembus energi itu dan langsung menuju sumber energi tersebut, tepat
diatas mulut yang menganga ziegler melewati batas lautan dan mulai
menggerayangi leher makhluk tersebut. “TERLAMBAT LANDGA !!! KAU TERLAMBAT !!!
HAHAHA...“ ucap Syura sambil tertawa puas. Landga memandang kearah bawah, ia
melihat segumpal cahaya yang telah familiar dimatanya menghampiri, namun ia
hanya tersenyum dan berkata, “Magnum Burst” . Seketika itu, dua buah ledakan
energy namun satu dentuman suara terekspos
pada dua sisi yang berbeda, atas dan bawah, permukaan dan kedalaman.
Berbeda
dengan yang sebelumnya, semburan energy itu hanya berlangsung beberapa detik
saja, hingga akhirnya permukaan air laut mulai menggembung dan memuntahkan
luapan energy dan api yang keluar dari dalamnya. Begitu dahsyatnya pemandangan
tersebut hingga membuat semua yang melihat tertegun dan bertanya-tanya apa yang
akan terjadi selanjutnya. Kemudian terlihat Hydra yang melompat muncul ke
permukaan dengan dua kepalanya dari paling kiri hancur. Melihat Hydra yang
hancur dua kepalanya sekaligus ditambah dengan kondisi tubuhnya yang sudah tak
lengkap, Syura hanya terdiam dan berniat untuk melarikan diri. “Tak dapat
dipercaya..ini semua terjadi” ucap Syura
tak percaya seraya menunggangi Hydra dan hendak melarikan diri. Ditengah
pelariannya, tepat disebelah kanannya terdapat panah berselimutkan aura kuning
menembus angin ditengah lautan tersebut. “Teleport” terdengar suara demikian
yang disusul berubahnya panah tersebut menjadi Yuzza yang telah siap melepaskan
panah dari busurnya . “Arrow Pierce” ucapan mantra dari mulut Yuzza itu mampu
menyelimuti anak panah tersebut dengan kilauan butiran-butiran kecil yang
melesat cepat dan tepat menembus leher Syura.
Sesaat setelah panah itu mengenai Syura, kabut hijau pun
muncul ditengah lautan dan Syura beserta Hydra hilang ditelan olehnya. “Sial...hampir
saja” kata Yuzza sambil terus memandangi kabut hijau tersebut yang perlahan
memudar dan menghilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar