Rabu, 10 Juli 2013

Part 9: Great Battle



“Kau terlalu ambisius Landga..lihatlah siapa yang ‘diatas angin’ ? hahhha “, ucap Syura. Suasana saat itu menjadi semakin mencekam. Semua orang disana hanya melihat kearah mereka berdua yang hendak mengadu kemampuannya. “ Aku pesimis Landga bisa menang ” kata Vega, “Bukankah Landga orang yang hebat? Ha? Hahahaha” balas Yuzza. Komandan Vega hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari melihat kearah Landga dan Syura.

            “Fatal Blow” ucap Syura cepat. Kedua tangan Syura diselimuti kabut berwarna merah yang seolah mengisyaratkan pertempuran kedua orang tersebut telah dimulai. Dengan gerakan yang sangat cepat ia telah sampai tepat dihadapan Landga dan bersiap memukulnya dengan kekuatan penuh. Dentuman keras yang disertai ledakan energy terdengar hingga barisan kapal reinforcement. “ Ternyata sudah dimulai”, ungkap Rekia.
            Terlihat Landga terpental jauh karena menangkis serangan tersebut. “ Luar biasa..tak kusangka sampai sekuat ini “ Kata Landga terengah-engah. Tiba-tiba dari belakang pukulan keras tangan kiri Syura tepat menghantam punggung Landga. Ia kembali terpental dengan asap mengepul ditubuhnya. “Akan ku akhiri ini secepatnya Landga” , Kata Syura yakin. “Tak semudah itu, Blaze pearl” teriak Landga cepat. Sontak 10 m diatas kepala Syura muncul lingkaran sihir yang kemudian terbuka disusul oleh hujan api dalam area tersebut. Suara gemuruh api yang berjatuhan menambah getirnya suasana saat itu. “Hanya itu kah yang kau bisa Landga? Hahahaaa......” . Seolah tak berarti serangan yang baru saja dilancarkan oleh Landga kepada Syura, meskipun mengenainya dengan telak, serangan itu tidak memberikan luka yang cukup berpengaruh, termasuk kepulan asap yang membumbung tinggi itu.
            Nafas yang terengah-engah ditunjukan oleh Landga sesaat setelah ia menghindari efek mantra yang diucapkan oleh Syura untuknya, semakin lama semakin terlihat timpang saja pertarungan ini. “Apakah kita hanya melihat saja Abel? “ kata Vega. “Ini adalah pertarungannya, lebih baik biar saja dia melakukannya sendiri, ketika nanti dirasa tidak mampu lagi barulah kita membantunya” balas Abel. “Tidakkah ia sudah terlihat ‘habis’ ? ia tidak akan bertahan lebih lama lagi” sahut Xaver. “Haha tentu saja tidak, lihat saja ia akan mampu membalikan keadaan.....aku percaya itu...” kata Abel yakin.
            Sang naga pun mulai meraung-raung kembali. Satu kepala yang tadi telah terpotong tumbuh kembali dan mengejutkan para prajurit yang ada disana. “Hahaha kali ini aku tidak akan main-main lagi....akan kutunjukan padamu kekuatan apa yang telah kuperoleh” ucap Syura. “Baiklah akan kulihat” balas Landga. Terlihat Syura sedang memberikan perintah kepada Hydra, beberapa saat kemudian naga itu menyelam kekedalaman lautan. “Sepertinya ia menyuruh Hydra untuk menyerang dari bawah, tempat dimana aku tidak dapat menjangkaunya” ucap Landga dalam hati sembari menghindar dari serangan Syura.  Pukulan demi pukulan ia lancarkan kepada Landga, beberapa kali pula Landga melakukan serangan balasan. “Ziegler, aku mengandalkanmu ,  ‘spainloth’ “, tiba-tiba ziegler diselimuti aura berwarna ungu pekat, kemudian mulai bergerak tanpa sentuhan dan terbang melayang menuju Syura dan hendak menyerangnya. “ohh ternyata jurus ini... aku pernah melihatnya,bukankah pedang itu milik Sentiros Landga? Hahhahahaaa.....” ucap Syura. Landga pun berlari menyerong dan segera melancarkan serangan. Bola air berdiameter 10 kaki melayang-layang diudara. “ice bolt” teriak Landga. Dari dalam bola air tersebut mulai mengeluarkan tembakan-tembakan air kecil yang kemudian membeku dan tajam tepat menuju arah Syura. “Hahaha ini jurus tingkat rendah yang selalu diajarkan diperguruan dahulu hahhaha.... ‘Ice wall’ “ucap Syura diikuti oleh munculnya dinding es besar menutupinya. “Ziegler ini saatnya” kata Landga cepat. Pedang ziegler pun mengarahkan tebasan pada suatu benda yang berada dipinggang Syura. “aaaahhhhh sial...nyaris saja” kata Landga. Terlihat ekspresi Syura mengisyaratkan bahwa ia telah memahami apa yang sebenarnya diincar oleh Landga, Syura pun terus memandang Landga sembari menghindari tebasan-tebasan ziegler. Hingga suatu ketika ia memandang Landga sambil tersenyum kearahnya. “aahhhh jangan-jangan ????” gumam Landga sambil melihat kearah bawah. Sebuah sinar berkilauan memancar dari kedalaman lautan hendak menyembul keatas, sebuah sinar yang sama persis seperti yang dikeluarkan oleh Hydra beberapa jam yang lalu. “GAWAT, sudah terlalu dekat “ ucap Landga dalam hati. “Massive Protection” kemudian terdengar suara jeritan didalamnya. 
            Suara hembusan energy yang menjulang tinggi keangkasa masih jelas terdengar ditelinga para komandan yang melihat dari kejauhan, riuk-riuk gelombang air yang menerpa dikaki para prajurit menyadarkan mereka dari lamunan. “Habis sudah komandan Landga” kata tersebut terucap dari mulut salah seorang prajurit yang tersisa.
            “Pedang ini belum berhenti juga, itu berarti ia masih hidup, lumayan juga dia...cih.. ” kata Syura. Sesaat setelah semburan energy itu berhenti, terlihat Landga terhempas jauh keudara dengan buju zirah yang hancur menjadi puing disekelilingnya. Kemudian keheningan terjadi beberapa saat hingga akhirnya sebuah suara yang ditunggu-tunggu oleh para komandan pun terdengar. “Untung saja masih sempat...hahaha” gumam Landga. “Dasar bocah ingusan...matilah kau ‘Fatal Blow’ “ ucap Syura geram. Dengan sebuah gerakan menghindar ia mengalihkan pukulan tersebut kepermukaan laut, sebuah mantra yang sangat sederhana, ia gunakan ditengah serangan yang dapat membunuhnya kapan saja. “Freeze” ucap Landga lirih. Es yang berasal dari air laut itu pun berhasil membekukan tangan kiri Syura  yang mungkin hanya akan bertahan selama satu detik saja. “Ziegler !! Shining cut !!” . Sebuah tebasan yang berkilau menyambar lengan kiri Syura. Sebuah Teriakan mengumandang ditengah lautan itu. “Bajingan kau Landga..ini belum berakhir” umpat Syura. Landga pun terkejut akan efek jurus Fatal Blow yang masih aktif disatu tangan terakhir milik Syura. Dengan penuh amarah yang tumpah, Syura mendaraskan pukulan andalannya itu ketubuh Landga, ia berusaha sekuat tenaga menahan pukulan tingkat 8 itu. Alhasil tubuh Landga pun terpental jauh membelah lautan dengan asap mengepul disekujur tubuhnya, namun semuanya belum berakhir, baik itu untuk Landga maupun Syura.
            “Landga!! sudah kubilang ini belum berakhir, laut inilah yang akan menjadi kuburanmu!!” ungkap Syura emosi sembari mengambil tongkat bermata biru itu dari pinggangnya dengan tangan yang tersisa. “Ziegler kembali” kata Landga. Dengan kedua tangan memegang ziegler mantab ia berdiri sembari memposisikan pedang tersebut berada didepan antara kedua kakinya.  Terlihat mata yang masih optimis dengan apa yang akan dilihatnya, meskipun ia tahu apa yang akan dihadapinya beberapa saat lagi. Dengan sebuah mantra ia gantungkan seluruh pengharapannya. “ Magnum Burst ” ucap Landga sembari memukul ziegler tepat dipangkal pedang dengan seluruh kekuatannya yang tersisa, begitu pula dengan energi dari lautan dalam yang menyembul menuju permukaan tepat dibawah Landga. Dengan kecepatan tinggi ziegler menembus energi itu dan langsung menuju sumber energi tersebut, tepat diatas mulut yang menganga ziegler melewati batas lautan dan mulai menggerayangi leher makhluk tersebut. “TERLAMBAT LANDGA !!! KAU TERLAMBAT !!! HAHAHA...“ ucap Syura sambil tertawa puas. Landga memandang kearah bawah, ia melihat segumpal cahaya yang telah familiar dimatanya menghampiri, namun ia hanya tersenyum dan berkata, “Magnum Burst” . Seketika itu, dua buah ledakan energy namun satu dentuman suara  terekspos pada dua sisi yang berbeda, atas dan bawah, permukaan dan kedalaman.
            Berbeda dengan yang sebelumnya, semburan energy itu hanya berlangsung beberapa detik saja, hingga akhirnya permukaan air laut mulai menggembung dan memuntahkan luapan energy dan api yang keluar dari dalamnya. Begitu dahsyatnya pemandangan tersebut hingga membuat semua yang melihat tertegun dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Kemudian terlihat Hydra yang melompat muncul ke permukaan dengan dua kepalanya dari paling kiri hancur. Melihat Hydra yang hancur dua kepalanya sekaligus ditambah dengan kondisi tubuhnya yang sudah tak lengkap, Syura hanya terdiam dan berniat untuk melarikan diri. “Tak dapat dipercaya..ini semua terjadi”  ucap Syura tak percaya seraya menunggangi Hydra dan hendak melarikan diri. Ditengah pelariannya, tepat disebelah kanannya terdapat panah berselimutkan aura kuning menembus angin ditengah lautan tersebut. “Teleport” terdengar suara demikian yang disusul berubahnya panah tersebut menjadi Yuzza yang telah siap melepaskan panah dari busurnya . “Arrow Pierce” ucapan mantra dari mulut Yuzza itu mampu menyelimuti anak panah tersebut dengan kilauan butiran-butiran kecil yang melesat cepat dan tepat menembus leher Syura.
Sesaat setelah panah itu mengenai Syura, kabut hijau pun muncul ditengah lautan dan Syura beserta Hydra hilang ditelan olehnya. “Sial...hampir saja” kata Yuzza sambil terus memandangi kabut hijau tersebut yang perlahan memudar dan menghilang.

Dan_10 July 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar